Pages

Jumat, 11 Desember 2015

Perintah Baca (Koran) dari Ayah

“Makanya, bacalah koran! Jangan rugi Ayah beli tiap hari”. Kalimat ini sering diulang ayah manakala yang kami lakukan hanya mengangguk dengan tatapan tak berarti gegara tak nyambung saat diajak diskusi mengenai permasalahan di negeri ini. Jika sudah begini, maka kami siap pasang telinga untuk selanjutnya diberi siraman rohani. 

Berlangganan koran Seram** menjadikan ayah sosok yang banyak tahu, menurut pandangan saya, sehingga saya sering menjadikannya sebagai tempat bertanya.

Ayah jarang menyatakan kata-kata cinta, tapi ayah tak jarang memberikan petuah-petuah bernuansa cinta. Meski belum tergolong ke dalamnya, tapi darinya saya belajar kesederhanaan dalam berkehidupan. 

Pernah suatu ketika ayah menyesali ketidakmampuannya membawa kami mengelilingi ibu pertiwi, namun ia berharap banyak dengan membaca koran, kami bisa menjelajah negeri. 

Lebih dari itu, banyak-banyaklah membaca! 

Pesan ini saya tangkap sambil lalu saat meminta uang untuk keperluan membeli buku, ayah tak pernah bertanya banyak, bahkan bersemangat dan bersedia menemani berbelanja. Berbeda halnya dengan barang mewah sekayak laptop dan hape. Ayah akan bertanya detail keperluannya untuk apa. Heuheu. Baginya, hape yang bisa smsan dan telponan itu sudah cukup. 

Dibandingkan saudara saya yang lain, bolehlah dikata yang saya memiliki sedikit kesamaan dalam hal membaca. Ayah senang membaca koran dan Quran, sedang saya senang membaca buku bacaan.

Ah, buku-buku bagus dan menarik terus saja bermunculan.
Siap.. sedia.. tembak.. dor!!!

0 komentar:

Posting Komentar