satu, dua, tiga, ciluuuukkk,, baaaaaa |
Rumcay
namanya. Singkatan dari "rumah cahaya", rumah baca hasilkan karya. Bangunan sederhana yang
berdiri kokoh di kawasan Gampong Pineung, Banda Aceh, digunakan selain sebagai
markas atau rumah kedua bagi anggota FLP, juga sebagai taman bacaan. Terhitung
rumcay FLP wilayah Aceh ini telah memiliki kisaran 400-an buku, yang terdiri
dari buku anak-anak, remaja, maupun dewasa. Banyaknya anak-anak di daerah ini
memungkinkan untuk hadirnya taman bacaan di sekitar mereka.
Minggu
(16/02), relawan rumcay beserta anggota FLP Aceh kembali mewarnai kehidupan
rumcay dengan merayakan peringatan maulid nabi besar Muhammad saw, setelah
sebelumnya sukses mengadakan lomba mewarnai tingkat TK hingga SD kelas 5 dalam
peringatan sembilan tahun tsunami dengan jumlah peserta yang membludak. Jauh
dari aproksimasi relawan dan anggota FLP sendiri. Terpaksa beberapa anggota FLP
lainnya dieksodus ke rumah sebelah.
Untuk
peringatan maulid ini sendiri, panitia memprediksi peserta akan mencapai angka
30 orang. Tapi lagi-lagi panitia salah. Tepat pukul 2 siang, peserta yang
datang melebihi perkiraan panitia.
Acara
syukuran kecil-kecilan ini diawali dengan pembacaan ayat suci Alqur’an oleh
saudari Nilam serta sari tilawahnya oleh saudari Helka. Kemudian acara kembali
disetiri oleh Nurhasanah, ketua relawan rumcay dengan menyampaikan sedikit
tentang isi kandungan dari ayat yang dibacakan.
Setelah
sedikit bertanya-tanya tentang kenabian, acara dilanjutkan kembali dengan
menghadirkan saudari Nova untuk sesi story telling. Di sesi ini, Nova
menguraikan sejarah kelahiran Nabi Muhammad saw. Dimulai dari siapa nama orang
tua beliau, dimana beliau lahir, bagaimana silsilah keluarga beliau, dan
berbagai macam hal lainnya. Acara berlangsung cukup khidmat. Anak-anak
mendengarkan dengan khusyu penyampaian materinya.
Dialog
yang diciptakan cukup interaktif, sehingga 20 menit terasa begitu singkat.
Sebelum acara dilanjutkan kembali, Nurhasanah, atau yang biasa disapa Kak Sanah
kembali memegang setir. Kali ini beliau melemparkan beberapa pertanyaan kepada
anak-anak tentang isi materi yang telah disampaikan. Alhamdulillah anak-anak
cukup menguasai materinya.
Sesi
tanya jawab berlangsung sekitar 15 menit sebelum akhirnya Moli, relawan
rumcay, dipersilahkan untuk menyampaikan
musikalisasi puisi. Dengan diiringi musik Maher zein, Moli memulai aksinya.
Mahasiswi yang aktif di sanggar seulaweut ini membawakan puisi dengan tema yang
diusung oleh panitia terkait dengan perayaan maulid nabi besar Muhammad saw.
Kepiawaiannya berakting juga terlihat jelas dalam pembawaannya menyampaikan isi
puisi. Terlihat sekali anak-anak takjub, begitu juga dengan relawan dan anggota
FLP. Bahkan ada yang sempat merekam adegan ini. Luar biasa.
Untuk
semakin menyemarakkan acara ini, Kak Sanah kembali memanggil beberapa anak-anak
untuk membacakan sebuah puisi. Lucu sekali tingkah mereka. Ada yang masih
malu-malu, ada pula yang berani tampil unjuk gigi dengan segala kebolehannya.
Terakhir, acara yang paling ditunggu-tunggu adalah acara makan-makan. Jreng
jreeengg.
Makanan
ini sendiri disponsori oleh anggota FLP Aceh dan relawan rumcay. Ada mie Aceh,
nutrijel rasa coklat, terus rasa hmmm.. lupa rasa apa yang warna hijau, kemudian
ada kue gulung basah rasa selai durian, serta gorengan seperti: risol dan
pastel. Hmmmm nyuummmiii.
Untuk
minumannya sendiri, tersedia es timun serut campur selasih ala relawan. Mak
nyuuusss. Komplit deh. Sebelum makan-makan, panitia meminta anak-anak untuk
membaca doa makan terlebih dahulu. Panitia menunjuk salah satu anak untuk
memimpin doa. Terpilihlah Nurel. Nurel yang mengenakan kopiah dan baju koko
berwarna putih pun memimpin doa dengan sangat lancar. Subhanallah.
Semangat
terus buat teman-teman relawan. Aku tanpamu, apalah..
0 komentar:
Posting Komentar