Pages

Senin, 17 Februari 2014

Perayaan Maulid Nabi Besar Muhammad SAW ala Rumcay

satu, dua, tiga, ciluuuukkk,, baaaaaa


Rumcay namanya. Singkatan dari "rumah cahaya", rumah baca hasilkan karya. Bangunan sederhana yang berdiri kokoh di kawasan Gampong Pineung, Banda Aceh, digunakan selain sebagai markas atau rumah kedua bagi anggota FLP, juga sebagai taman bacaan. Terhitung rumcay FLP wilayah Aceh ini telah memiliki kisaran 400-an buku, yang terdiri dari buku anak-anak, remaja, maupun dewasa. Banyaknya anak-anak di daerah ini memungkinkan untuk hadirnya taman bacaan di sekitar mereka.

Minggu (16/02), relawan rumcay beserta anggota FLP Aceh kembali mewarnai kehidupan rumcay dengan merayakan peringatan maulid nabi besar Muhammad saw, setelah sebelumnya sukses mengadakan lomba mewarnai tingkat TK hingga SD kelas 5 dalam peringatan sembilan tahun tsunami dengan jumlah peserta yang membludak. Jauh dari aproksimasi relawan dan anggota FLP sendiri. Terpaksa beberapa anggota FLP lainnya dieksodus ke rumah sebelah.

Untuk peringatan maulid ini sendiri, panitia memprediksi peserta akan mencapai angka 30 orang. Tapi lagi-lagi panitia salah. Tepat pukul 2 siang, peserta yang datang melebihi perkiraan panitia.

Acara syukuran kecil-kecilan ini diawali dengan pembacaan ayat suci Alqur’an oleh saudari Nilam serta sari tilawahnya oleh saudari Helka. Kemudian acara kembali disetiri oleh Nurhasanah, ketua relawan rumcay dengan menyampaikan sedikit tentang isi kandungan dari ayat yang dibacakan.

Setelah sedikit bertanya-tanya tentang kenabian, acara dilanjutkan kembali dengan menghadirkan saudari Nova untuk sesi story telling. Di sesi ini, Nova menguraikan sejarah kelahiran Nabi Muhammad saw. Dimulai dari siapa nama orang tua beliau, dimana beliau lahir, bagaimana silsilah keluarga beliau, dan berbagai macam hal lainnya. Acara berlangsung cukup khidmat. Anak-anak mendengarkan dengan khusyu penyampaian materinya.

Dialog yang diciptakan cukup interaktif, sehingga 20 menit terasa begitu singkat. Sebelum acara dilanjutkan kembali, Nurhasanah, atau yang biasa disapa Kak Sanah kembali memegang setir. Kali ini beliau melemparkan beberapa pertanyaan kepada anak-anak tentang isi materi yang telah disampaikan. Alhamdulillah anak-anak cukup menguasai materinya.

Sesi tanya jawab berlangsung sekitar 15 menit sebelum akhirnya Moli, relawan rumcay,  dipersilahkan untuk menyampaikan musikalisasi puisi. Dengan diiringi musik Maher zein, Moli memulai aksinya. Mahasiswi yang aktif di sanggar seulaweut ini membawakan puisi dengan tema yang diusung oleh panitia terkait dengan perayaan maulid nabi besar Muhammad saw. Kepiawaiannya berakting juga terlihat jelas dalam pembawaannya menyampaikan isi puisi. Terlihat sekali anak-anak takjub, begitu juga dengan relawan dan anggota FLP. Bahkan ada yang sempat merekam adegan ini. Luar biasa.

Untuk semakin menyemarakkan acara ini, Kak Sanah kembali memanggil beberapa anak-anak untuk membacakan sebuah puisi. Lucu sekali tingkah mereka. Ada yang masih malu-malu, ada pula yang berani tampil unjuk gigi dengan segala kebolehannya. Terakhir, acara yang paling ditunggu-tunggu adalah acara makan-makan. Jreng jreeengg.

Makanan ini sendiri disponsori oleh anggota FLP Aceh dan relawan rumcay. Ada mie Aceh, nutrijel rasa coklat, terus rasa hmmm.. lupa rasa apa yang warna hijau, kemudian ada kue gulung basah rasa selai durian, serta gorengan seperti: risol dan pastel. Hmmmm nyuummmiii.

Untuk minumannya sendiri, tersedia es timun serut campur selasih ala relawan. Mak nyuuusss. Komplit deh. Sebelum makan-makan, panitia meminta anak-anak untuk membaca doa makan terlebih dahulu. Panitia menunjuk salah satu anak untuk memimpin doa. Terpilihlah Nurel. Nurel yang mengenakan kopiah dan baju koko berwarna putih pun memimpin doa dengan sangat lancar. Subhanallah.

Semangat terus buat teman-teman relawan. Aku tanpamu, apalah..



0 komentar:

Posting Komentar