Pages

Sabtu, 27 Desember 2014

Catatan Suka Duka '7 Huruf'

Bagi sebagian orang, menjadi mahasiswa tingkat akhir yang tidak kunjung wisuda menjadi momok tersendiri. Tak jarang, pertanyaan seperti, sudah bab berapa? Kapan sidang? Kapan wisuda? Menjadi pertanyaan yang paling sensitif dan tak layak untuk diangkat ke publik. Ada hal-hal yang cukup dijelaskan dengan isyarat senyuman. Karena kita terlahir dengan perbedaan dan rahasia masing-masing.

Namun jangan salah, sebenarnya pertanyaan itu pun bisa menjadi motivasi agar kita tidak terlalu santai dengan zona nyaman. Bahkan ada seorang teman yang telah wisuda dan nikah menyampaikan guyonan seperti ini:
Teman: Sepertinya kamu harus dimotivasi untuk nikah biar cepat siap skripsinya.
Aku: Aduh, aku masih polos gini
Teman: Kamu kira aku udah bermotif?

Entahlah itu bagian dari skenario memotivasi atau bukan. Well yeah, mengerjakan skripsi membutuhkan motivasi dan dukungan yang besar memang. Percuma dikerjakan giat seharian, namun liburrnya sebulan. *Hihi pengalaman pribadi

Prof. Rando Kim dari Seoul University dalam bukunya yang berjudul “Time of Your Life” mengatakan setiap bunga akan mekar pada musimnya. Mungkin saat ini musimmu belum tiba. Ada bunga yang kuncupnya sedikit lebih lama mekar. Namun, pada saat mekar, ia akan mekar dengan sangat indah seperti bebungaan lainnya. Jemputlah musimmu!

Setiap bunga akan mekar pada waktunya. Kita memiliki masa keemasan masing-masing. So, jangan pernah berpikir kalau kita ketinggalan dengan teman-teman yang lain. Pun, definisi sukses bisa dipandang dalam berbagai sisi. Relatif. Tapi, perlu dicatat pula, jika tidak dijemput, maka kesuksesan pun enggan menghampiri. Memiliki masa mekar, bukan berarti kita hanya duduk menunggu. Sembari menunggu, mari diisi dengan kegiatan bermanfaat dan menyibukkan diri dengan terus memperbaiki diri. Serta berkumpullah dengan orang-orang yang memiliki energi positif. Tidak melulu mengeluhkan pahitnya hidup.

Kenapa engkau mempedulikan gonggongan anjing, tapi justru mengacuhkan nyanyian merpati? Kenapa yang kau lihat hanya pekatnya malam, sedangkan indahnya bulan kau abaikan? Kenapa engkau hanya mengadukan sakitnya sengatan lebah dan melupakan manisnya madu?

Melulu mengeluhkan skripsi tidak akan menyelesaikan masalah. Terlebih menyalahkan dosen yang sibuk. Sejatinya, tidak ada dosen yang sibuk. Kita lah yang menyibukkan diri dengan sibuk mengatakan dosennya sibuk. Terlena dengan aktivitas yang boleh dikatakan tidak bermanfaat. *tamparan keras buat diri sendiri sebenarnya

Tidak perlu menjelaskan apa alasan keterlambatan kita menyelesaikan skripsi. Karena ada pertanyaan-pertanyaan yang tidak membutuhkan jawaban. Pun, mengerjakan skripsi juga adalah pilihan. Skripsi sekedar formalitas untuk mendapatkan ijazah, ataukah skripsi sebagai sarana pengembangan akademik, yang dengannya kita akan terbiasa melakukan hal-hal yang dianggap kaku, menguras air mata, serta mengikis dompet.




2 komentar: