Pages

Selasa, 05 April 2016

Akhirnya Kumenemukanmu



Bagai gayung bersambut, demikian umpama representatif untuk apa yang saya alami dua hari ini. Menyambung cerita kemarin, lelah sana sini mencari buku Salim A. Fillah, pencarian saya terhenti karena hujan membungkus kota Banda. Sepertinya saya belum berjodoh dengan dua buku yang telah lama saya incar. 

Kemarin sore, saya pun membuka salah satu media sosial yang selalu ngangenin. Disanalah terpampang berita adanya bazar buku di Perpustakaan Unsyiah. Ada dua foto hasil share pihak bazar yang bikin saya girang bukan kepalang. Bagaimana tidak, dua buku Salim A. Fillah yang telah lama saya buru tertata manis di deretan terdepan. Maka tak bisa tidak, tadi pagi saya putuskan untuk segera meluncur kesana. 

Betapa gembiranya saya saat menemukan tumpukan buku Salim A. Fillah dijejer berdekatan. Senangnya lagi, buku yang saya incar memang masihlah tersedia. Saya khawatir keburu dimangsa orang lain. Bisa kecewa tingkat dewa kalau nyatanya seperti itu. Alhamdulillah tidak. 

Meski uang hasil mengajar selama sebulan ludes untuk membeli empat buku Salim A. Fillah plus dua buku lainnya, namun ada kebahagiaan tak berbilang yang saya rasakan. Saya bukan lebay, apalagi gombal. Kalau teman-teman senang membaca, pasti ngerti bagaimana rasanya. Melihat buku dijejer rapi di rak saja, bisa bikin takjub luar biasa. Ingin sekali suatu saat bisa punya rak buku seperti itu. 

Memburu buku sama menyenangkannya dengan memburu baju bagi sebagian kaum ibu-ibu. Bahkan jika sedang kesulitan pendanaan pun, memburu buku tetaplah menyenangkan. Meski terkadang tenteng buku banyak-banyak di awalnya, tiba di kasir, seleksi alam pun dimulai. Ujung-ujungnya cuma beli satu buku. Bahkan tak jarang, hanya pulang dengan tangan kosong. Alasannya sih gak ada yang menarik. Padahaaal, you know me so well lah ya.. 

Yah, seperti itulah guys. Saya sedang berusaha mengurangi konsumsi novel. Jika pun harus baca, selektif itu perlu. Jika recommended sekali baru saya baca. Bukannya tidak ada ibrah yang dapat kita ambil dari novel, hanya saja, takarannya lebih sedikit dibanding langsung membeli buku yang penuh ilmu di dalamnya. Itu sih kata saya, bukan kata Rasulullah saw. Jadi kalau gak percaya juga gak akan berdosa. Hehe.. 

Well yeah, tapi semuanya kembali ke pribadi masing-masing. Kadang, untuk selembar kertas yang dibaca oleh seorang bijak, bisa dalam sekali makna yang dapat dipetik dibanding jika dibaca oleh seorang awam yang pandir dan tak gemar membaca.

Jadi, inti yang mau saya sampaikan adalah, membacalah!

Bahkan jika belum berguna sekarang, semoga berguna nanti-nanti. Baca boleh apa saja. Asalkan, pandai-pandailah! 

Jika yang kita arungi itu lautan ilmu, berenang dan tangkaplah keindahan lautan berikut dengan isinya. Namun jika yang kita kais adalah sampah, semoga berguna pulalah sampah itu, kiranya diolah dengan sentuhan handal tangan kita, para pembaca budiman. 

 
Tampak depan. Carinya dua, malah nemu empat. Tetap Alhamdulillah. 




Tampak samping. Terlihat tidak begitu tebal. Jadi, jangan sungkan. Ayo kita libas! Libas membacanya :)



Rasa-rasanya, tak berlebihan jika saya katakan pencarian buku Salim A. Fillah ini seperti mencari jodoh. Bayangkan saja, jauh-jauh mencari, eh jumpanya di bazar buku dekat rumah. Padahal udah nyarinya hampir di seluruh toko buku Banda Aceh. 

Siapa sangka, pertemuan memang telah ada yang mengatur. Kita, para pelakon, lakoni saja apa yang patut dilakoni.

Terakhir saya katakan, A..khir..nya.. Kumenemukan..mu.. :)
Tau donk ya itu lagu siapa. Yang ngakunya anak G4UL, pasti tau :-P

0 komentar:

Posting Komentar